Selasa, 20 Mei 2008

DAMPAK DAN PEMBIAYAAN E-LEARNING

SITI MUARIFAH
1102406022
Munculnya e-learning berdampak besar pada dunia pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama dalam dunia pendidikan pun tidak luput dari dampak e-learning tersebut. Para pelajar merasakan sensasi belajar yang benar-benar berbeda dibandingkan kelas konvensional. Akses mereka terhadap informasi juga meningkat dengan drastis. Selain itu, para pelajar juga dapat memilih sendiri cara belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian mereka ketika mengikuti kelas e-learning. Para pendidik merasakan dampak dari penggunaan e-learning terhadap metode pengajaran yang digunakan. Mereka perlu melakukan adaptasi dalam cara pengajaran yang disampaikan yang tentunya berbeda dengan metode konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan optimal dan efisien. Institusi pendidikan juga merasakan dampak dari penggunaan e-learning, khususnya dalam hal biaya penyelenggaraan pendidikan. Institusi juga bertanggung jawab untuk mengadakan pelatihan kepada para tenaga pengajarnya dan menyediakan teknologi atau media yang menjadi landasan dari sistem e-learning yang digunakan. Perlu diperhatikan bahwa dunia pendidikan yang disebutkan di atas tidak hanya mengenai dunia pendidikan dalam lingkungan akademis, tetapi juga mencakup dunia pendidikan dalam lingkungan bisnis, seperti misalnya pelatihan yang diadakan suatu perusahaan kepada para karyawannya.
Pembiayaan e-learning Segi pembiayaan adalah salah satu perhatian utama bagi pihak yang ingin menggunakan sistem e-learning, baik pihak bisnis perusahaan, pihak institusi pendidikan, maupun pihak pemakai. Perlu diketahui bahwa ternyata dalam pembiayaan sistem e-learning, dana yang harus dikeluarkan tidak sedikit. Jika dibandingkan dengan kelas konvensional, biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan e-learning ternyata lebih besar karena infrastruktur yang dibutuhkan untuk kelangsungan e-learning juga menuntut investasi yang besar. Perbedaan biaya ini bisa terjadi karena memang dunia pendidikan e-learning sangat jauh berbeda dengan dunia pendidikan konvensional, sehingga keahlian dan infrastruktur yang dibutuhkan jauh berbeda. Infrastruktur ini bukan hanya terdiri dari infrastruktur teknologi, tetapi juga mencakup infrastruktur non-teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya e-learning, seperti misalnya biaya penyediaan materi, biaya pemasaran dan juga biaya sumber daya manusia yang dibutuhkan. Biaya-biaya ini tentunya akan semakin besar seiring dengan kualitas yang ingin dicapai melalui e-learning. Adanya masalah biaya ini menyebabkan beberapa institusi pendidikan yang memiliki keterbatasan finansial memilih untuk bekerja sama dengan institusi pendidikan lain atau perusahaan penyedia layanan pengembangan sistem e-learning untuk menyelenggarakan e-learning. Tetapi perusahaan yang memiliki cukup dana dapat mengembangkan sendiri sistem e-learning yang digunakannya; dan bahkan pada beberapa kasus, sistem tersebut dapat juga digunakan oleh pihak eksternal perusahaan.Walau biayanya sangat besar, e-learning tetap menarik perhatian karena e-learning menawarkan suatu yang sangat berbeda dan tidak dimiliki oleh kelas konvensional. Dari segi biaya, dana yang bisa dihemat oleh konsumen/pengguna e-learning cukup signifikan, antara lain biaya biaya relokasi, biaya transportasi dari rumah ke kampus, loss of income, professional cost, dan juga waktu untuk keluarga. Hal inilah yang menjadi pendorong utama konsumen memilih e-learning dibandingkan dengan konvensional. Berbagai penghematan lain juga dirasakan oleh institusi yang menyelenggarakan e-learning dalam hal beban administrasi dan rasio penambahan beban pendidikan terhadap penambahan jumlah peserta didik.

Tidak ada komentar: