Kamis, 15 Mei 2008

PERANCANGAN E-LEARNING YANG EFEKTIF

INDAH W
1102406030

Epistemologi konstruktivisme dari pembelajaran adalah berdasarkan pada asumsi bahwa pembelajar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pengalaman langsung tersebut maka pembelajar akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang dipelajari dan tidak hanya sekedar mengetahui apa yang dipelajarinya. Perkembangan konstruktivisme didorong dan didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan teknologi (TIK) yang sangat pesat.

E-learning, merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran yang menggunakan epistemologi konstruktivisme. Melalui e-learning pembelajar dapat terlibat dalam proses belajar secara mandiri (computer mediated learning) maupun secara terbimbing (computer assisted learning).

Faktor apa yang harus diperhatikan dalam desain pembelajaran melalui e-learning?

Peranan e-learning dalam meningkatkan efektifitas belajar tidak dapat dilepaskan dari konteks pengertian belajar yang efektif (baik menggunakan awalan “e” ataupun tidak). Belajar bukan hanya sekedar transfer informasi dari sumber belajar kepada pembelajar, tetapi harus menghasilkan perubahan yang terjadi akibat dari pengalaman (Gage, 1984).

Belajar yang efektif mempunyai kriteria sebagai berikut :
• melibatkan pembelajar dalam proses belajar.
• mendorong munculnya ketrampilan untuk belajar mandiri (learning how to learn)
• meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pembelajar.
• memberi motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam perancangan e-learning adalah :
“e-Learning is fundamentally about learning and not about technology. Strategic development of e-learning should be based on the needs and demands of learners and the quality of their educational experience.”
(Joint SFEFC/SHEFC e-Learning Group: Final Report 2003)

Itulah sebabnya perancangan e-learning harus berlandaskan kepada konsep pembelajaran, sedangkan teknologinya sendiri merupakan supporting-agent yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian materi. Faktor apa yang harus diperhatikan dalam desain pembelajaran melalui e-learning?

Peranan e-learning dalam meningkatkan efektifitas belajar tidak dapat dilepaskan dari konteks pengertian belajar yang efektif (baik menggunakan awalan “e” ataupun tidak). Belajar bukan hanya sekedar transfer informasi dari sumber belajar kepada pembelajar, tetapi harus menghasilkan perubahan yang terjadi akibat dari pengalaman (Gage, 1984).

Belajar yang efektif mempunyai kriteria sebagai berikut :
• melibatkan pembelajar dalam proses belajar.
• mendorong munculnya ketrampilan untuk belajar mandiri (learning how to learn)
• meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pembelajar.
• memberi motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam perancangan e-learning adalah :
“e-Learning is fundamentally about learning and not about technology. Strategic development of e-learning should be based on the needs and demands of learners and the quality of their educational experience.”
(Joint SFEFC/SHEFC e-Learning Group: Final Report 2003)

Itulah sebabnya perancangan e-learning harus berlandaskan kepada konsep pembelajaran, sedangkan teknologinya sendiri merupakan supporting-agent yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian materi.

Learning dapat memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai :

1. Suplemen (Tambahan)
E-learning dapat berfungsi sebagai suplemen terhadap materi pembelajaran di sekolah, sehingga peserta didik dapat mendapatkan pengayaan materi. Dalam hal ini peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih apakah akan memanfaatkan e-learning atau tidak.

2. Komplemen (Pelengkap) E-learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas (Lewis, 2002).
Sebagai komplemen maka materi e-learning diprogramkan sebagai enhancement (pengayaan) dan remedial bagi peserta peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

a. Materi pembelajaran elektronik sebagai enhancement.
Peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru dikelas (fast learners) dapat mengakses materi e-learning untuk memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disajikan guru di kelas. Peserta didik dapat pula memanfaatkan materi e-learning untuk akselerasi (percepatan) belajar.

b. Materi pembelajaran elektronik sebagai program remedial.

Untuk peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran di kelas (slow learners), diberikan materi e-learning untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pembelajaran dan mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan.

3. Substitusi (Pengganti)
E-learning sebagai substitusi belum terbiasa dilakukan di Indonesia, namun beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Eropa memberikan beberapa alternatif kegiatan pembelajaran, yaitu : (1) sepenuhnya tatap muka (konvesional), (2) sebagian tatap muka dan sebagian melalui internet dan (3) sepenuhnya melalui internet.
Bahkan pada beberapa tahun terakhir “home schooling” menjadi alternatif pembelajaran bagi K-12.

Tidak ada komentar: