Selasa, 13 Mei 2008

Sistem Pembelajaran e-learning


Deasy Nirma Pradipta
1102406053


Perancangan E-learning yang Efektif ...


Epistemologi konstruktivisme dari pembelajaran adalah berdasarkan pada asumsi bahwa pembelajar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pengalaman langsung tersebut maka pembelajar akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang dipelajari dan tidak hanya sekedar mengetahui apa yang dipelajarinya. Perkembangan konstruktivisme didorong dan didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan teknologi (TIK) yang sangat pesat.
E-learning, merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran yang menggunakan epistemologi konstruktivisme. Melalui e-learning pembelajar dapat terlibat dalam proses belajar secara mandiri (computer mediated learning) maupun secara terbimbing (computer assisted learning).
Peranan e-learning dalam meningkatkan efektifitas belajar tidak dapat dilepaskan dari konteks pengertian belajar yang efektif (baik menggunakan awalan “e” ataupun tidak). Belajar bukan hanya sekedar transfer informasi dari sumber belajar kepada pembelajar, tetapi harus menghasilkan perubahan yang terjadi akibat dari pengalaman (Gage, 1984).

E-learning dapat memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai :
1. Suplemen (Tambahan)
E-learning dapat berfungsi sebagai suplemen terhadap materi pembelajaran di sekolah, sehingga peserta didik dapat mendapatkan pengayaan materi. Dalam hal ini peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih apakah akan memanfaatkan e-learning atau tidak.
2. Komplemen (Pelengkap)
E-learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas (Lewis, 2002).
a. Materi pembelajaran elektronik sebagai enhancement.
Peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru dikelas (fast learners) dapat mengakses materi e-learning untuk memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disajikan guru di kelas. Peserta didik dapat pula memanfaatkan materi e-learning untuk akselerasi (percepatan) belajar.
b. Materi pembelajaran elektronik sebagai program remedial.
Untuk peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran di kelas (slow learners), diberikan materi e-learning untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pembelajaran dan mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan.
3. Substitusi (Pengganti)
E-learning sebagai substitusi belum terbiasa dilakukan di Indonesia, namun beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Eropa memberikan beberapa alternatif kegiatan pembelajaran, yaitu : (1) sepenuhnya tatap muka (konvesional), (2) sebagian tatap muka dan sebagian melalui internet dan (3) sepenuhnya melalui internet.
Bahkan pada beberapa tahun terakhir “home schooling” menjadi alternatif pembelajaran bagi K-12.

* E-Learning tidak hanya memberikan manfaat pada proses belajar mengajar tetapi juga memberikan manfaat bagi mahasiswa atau pelajar dalam memperluas pergaulan dan wawasan. Dengan adanya media pembelajaran E-learning maka mahasiswa atau pelajar dapat lebih aktif.

* Sistem pembelajaran e-learning sangat dibutuhkan dikalangan dewasa dan pelajar saat ini. Sistem ini memberikan dampak yang baik sebab, penyesuaian terhadap perkembangan teknologi yang ada dan telah maju. Pembelajaran ini memberikan banyak pengalaman terhadap kalangan masyarakat terutama untuk pelajar dan mahasiswa. Pembelajaran ini memberikan banyak intelek dikalangan manapun yang seharusnya bisa di dapatkan dikalangan dunia saat ini.

2 komentar:

Alex Killing mengatakan...

Just a quick comment: The URL of the ILIAS project is http://www.ilias.de Your URL leads to the installation of the university of Cologne.

Anonim mengatakan...

Selamat malam.
Kalo boleh saya tahu, ini referensinya dari buku apa?
Bagaimana menurut Anda, jika salah satu fungsi tidak ada?
Apakah istilah e-learning masih bisa dipakai?